Musik
Kalego Ajoesbedik Lagu Mekrocokan Ala Nusa Penida dan Pencipta Lagu Ija Omang Dibi Sanja
Kalego Ajoesbedik adalah sosok penyanyi solo yang dikenal dengan lagu berbahasa Bali menggunakan bahasa dan logat khas Nusa Penida. Terlahir dengan nama I Wayan Ginastra kelahiran tahun 1985 ini menuturkan kalau nama Kalego ia dapatkan dari pemberian temannya dari Buleleng yang berasal dari kata Kale artinya buta kala dan Go artinya pergi. “Mungkin artinya pergilah engkau Bhuta Kala dan Ajoesbedik itu maksudnya saya tidak ganteng sekali namun masih ada unsur gantengnya sedikit,” cerita Kalego sambil tertawa.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego1.jpg)
Sosok humoris ini menyukai musik dan mulai belajar bermain musik sekitar tahun 2005 dan mulai membentuk band pada tahun 2009 hanya untuk sekedar mengisi waktu luang dan menyalurkan hobinya dalam bermusik.
Di Band tersebut ia sebagai vokalis karena vokalis utamanya berhalangan, dan akhirnya ia didaulat menjadi vokalis sekaligus sebagai pencipta lagu. Ia mulai belajar menciptakan lagu sekitar tahun 2006.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego2.jpg)
Salah satu lagu fenomenal atau lagu legend yang pernah ia ciptakan adalah lagu “Omang Sayang” atau yang lebih dikenal dengan judul “Ija Omang Dibi Sanja”. “Awalnya lagu tersebut saya ciptakan tahun 2009 untuk solo band saya saat saya masih belajar membuat lagu. Saya beberapa kali membawakannya saat manggung dari desa ke desa bersama solo band saya. Kemudian ada produser tertarik dengan lagu tersebut dimana memintanya untuk dibawakan dengan konsep duet. Akhirnya dipilihlah Band 019(Zero One Nine Rock) asal Desa Sayan Ubud,” kenang Kalego yang juga seorang pengrajin ini.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego8.jpg)
Lagu Omang Sayang ini bercerita tentang anak muda yang sedang dalam fase pacaran. Kalego sangat senang karena lagu ini sangat terkenal, banyak orang dari segala umur senang menyanyikan lagu ini.
“Mungkin memang lagu ini jodohnya untuk Band 019 sehingga bisa meledak. Kemanapun saya pergi saya selalu mendengarkan orang-orang menyanyikan lagu ini, bahkan anak-anak juga sering saya dengarkan menyanyikan lagu ini,” tutur Kalego.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego5.jpg)
Suatu saat, ia mencoba menciptakan lagu Bali menggunakan bahasa dan logat Nusa Penida. Saat itu ia belum mengenal yang namanya youtube, lagu logat Nusa Penida tersebut ia unggah di akun FB-nya. Lagu pertama yang ia ciptakan berjudul “Pedan Ede Mulih” atau “Pidan Adi Mulih”. Lagu ini berisi sindiran untuk ibu-ibu yang punya anak cantik dan melarang anaknya tersebut untuk bergaul atau menyukai pemuda desa yang lugu seperti dirinya.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego7.jpg)
Saat ia unggah di FB ternyata mendapatkan respon yang luar biasa, baik yang suka ataupun tidak suka terhadap lagu tersebut. “Walaupun ada yang membully lagu tersebut, saya ambil sisi positifnya. Menurut saya lagu dengan bahasa dan logat Nusa Penida dilirik dan disukai oleh pendengar lagu Bali. Kemudian saya memutuskan untuk membuat lagu dengan bahasa dan logat Nusa Penida untuk lagu berikutnya,” imbuh Kalego yang saat ini berdomisili di Tegalalang Gianyar.
Lagu-lagu Kalego dikenal dengan lagu-lagu dengan lirik yang kocak dan juga memiliki cara bernyanyi yang sedikit unik dimana Kalego bernyanyi kadang seperti orang nge-rap. “Saya memang suka menciptakan lirik yang kocak/lucu agar yang menonton/mendengarkan lagu saya bisa ikut tertawa dan terhibur. Tertawa itu katanya sehat dan membuat imun tubuh meningkat. Selain itu saya menciptakan gaya menyanyi yang unik agar tidak bisa ditiru, susah kalau mau cover lagu saya, hahaha,” Kalego berkelakar.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego6.jpg)
Lagu-lagu dengan bahasa dan logat Nusa Penida yang ia ciptakan kebanyakan memiliki tema tentang kehidupan sehari-hari terutama tentang kisang yang sering Kalego rasakan dan temui seperti cinta, selingkuhan, keseharian seseorang dan tentang kemiskinan.
Lagu-lagu seperti Bes Irit, Corona menjadikannya semakin dikenal dikalangan penggemar musik Bali. Banyak penggemar musik Bali yang menunggu hasil karyanya, hal ini bisa dilihat dari penonton Video yang ia unggah cukup banyak untuk penyanyi yang hampir tidak pernah promosi ini.
Dalam masa pandemi ini, Kalego cukup aktif untuk menciptakan lagu, beberapa lagu seperti Hidup Santai, Lindung Melalung, Bu Desak dan yang paling baru adalah Anyang-Anyangan.
![](https://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2021/06/kalego4.jpg)
Lagu Anyang-Anyangan bercerita mengenai seseorang yang memiliki istri cantik seksi, dimana banyak lelaki lain yang gerah melihatnya atau bisa dibilang “Anyang-Anyangan” melihat kecantikan dan keseksian istri orang tersebut.
Kalego juga mempopulerkan istilah Mekrocokan yang merupakan bahasa Nusa Penida yang berarti meboya atau bercanda atau menghibur dimana ia menggunakannya karena lagu-lagu yang ia ciptakan saat ini penuh dengan unsur candaan untuk hiburan.
“Saya berharap lagu-lagu yang saya ciptakan dalam bahasa dan logat Nusa Penida ini bisa diterima oleh berbagai kalangan dan selalu terhibur setiap menonton atau mendengarkan lagu-lagu saya. Dan juga saya berharap channel youtube yang saya kelola saat ini bisa berkembang,” ungkap Kalego dengan penuh harap.
Semangat Bli Kalego Ajoesabedik, #SalamMekrocokan
![](http://denpasarnow.com/wp-content/uploads/2018/12/DNWeb.png)