Family
Kiat Aman Ajak Balita Tangkil ke Pura Meski Bepergian Jarak Jauh
Sudah tangkil ke Pura Batur dan Pura Besakih belum Semeton? Persembahyangan ke pura-pura besar seperti Pura Batur dan Pura Besakih memang terasa kurang lengkap kalau belum tangkil atau datang bersama keluarga.
Para Ibu khususnya di Bali pasti relate kalau urusan persembahyangan memang cukup banyak yang mesti dipersiapkan. Belum lagi punya anak yang masih balita, dan mau tidak mau mesti diajak juga.
Tenang Bu, coba terapkan kiat-kiat ini agar tetap aman mengajak anak yang masih balita ikut sembahyang apalagi kalau kegiatan persembahyangan ini dilakukan dengan menempuh jarak yang cukup jauh.
1. Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan secukupnya
Popok, tissu basah, lap kering, minyak telon, obat-obatan, serta camilan yang ia suka perlu dibawa jika mengajak anak balita bepergian jarak jauh terkait kegiatan persembahyangan.
Perlengkapan ini bisa ditinggalkan sementara di dalam bagasi kendaraan jika akan masuk ke areal pura untuk bersembahyang, namun ada baiknya tetap memasukkan beberapa perlengkapan secukupnya saja ke dalam tas yang akan dibawa untuk berjaga-jaga kalau membutuhkan perlengkapan tersebut secara darurat.
2. Pastikan pakaian yang ia kenakan nyaman
Daripada memilih pakaian sembahyang yang bagus dan mahal untuk anak, lebih baik pilih pakaian sembahyang dengan serat kain dan bahan yang nyaman untuknya serta tidak gampang membuat dia gerah. Model dan motif yang sederhana akan lebih baik bagi anak. Ingat, tujuan utama adalah bersembahyang bukan pamer lucu-lucuan anak pakai baju apa.
3. Usahakan hindari cuaca panas, keramaian dan momen berdesakan
Pada hari-hari tertentu seperti halnya hari libur, antusias masyarakat bisa cukup tinggi dalam melakukan wisata spiritual sekaligus kegiatan persembahyangan apalagi ke pura-pura besar. Jadi penting untuk menjadwalkan kapan waktu yang tepat untuk bepergian agar sikon di sana tidak panas maupun terlalu ramai, dan terhindar dari momen berdesakan yang berpotensi membuat anak jadi kurang nyaman dan berujung rewel.
Tak ada salahnya memantau sikon di pura-pura yang dituju lewat media atau platform yang menyajikan informasi seputar hal tersebut. Bisa juga mendapatkan update informasinya di Instagram dan Tiktok Denpasar Now.
4. Beri pemahaman pada anak mengenai apa saja yang akan dilakukan baik saat perjalanan maupun persembahyangan
Meski anak usia balita masih terbatas dalam memahami apa yang dikatakan orang tuanya, tak ada salahnya tetap menginformasikan atau memberi pemahaman pada anak bahwa akan dilakukan perjalanan jarak jauh menuju pura-pura tertentu untuk melakukan persembahyangan.
Ajarkan juga agar ia bisa menyampaikan jika ingin sesuatu atau merasa tidak nyaman selama perjalanan bahkan ketika tengah melakukan kegiatan persembahyangan tersebut. Anak akan mengerti meski perlahan dan tetap mesti diingatkan, karena ini cukup mampu meminimalisir anak tantrum atau merengek dengan alasan yang tidak jelas.
Orang tua yang berkomunikasi secara asertif dan bertindak kooperatif akan membantu anak untuk bisa merespon secara kooperatif juga, sehingga kegiatan sembahyang pun berjalan dengan lancar.
Semoga dengan menerapkan tips ini kegiatan persembahyangan bersama keluarga tetap aman. Tentu ini akan jadi pengalaman yang baik juga bagi anak untuk mengenalkan padanya bahwa bepergian jauh terutama wisata spiritual atau sembahyang ke pura-pura adalah hal yang menyenangkan.