Connect with us

Waspada! 6 Jenis Karyawan Toxic yang Bisa Membebani Perusahaan dan Tim yang Sedang Berkembang

Career

Waspada! 6 Jenis Karyawan Toxic yang Bisa Membebani Perusahaan dan Tim yang Sedang Berkembang

Dalam dunia kerja, membangun tim yang solid adalah kunci keberhasilan terutama bagi perusahaan yang masih berkembang. Namun, keberadaan karyawan toxic bisa menjadi batu sandungan besar. Mereka bukan hanya menghambat produktivitas, tapi juga bisa merusak suasana kerja dan menurunkan semangat tim secara keseluruhan.

Berikut ini adalah beberapa jenis karyawan toxic yang perlu diwaspadai, terutama jika kamu bekerja di perusahaan kecil atau start up yang sedang tumbuh:

1. Si Tukang Gosip
Karyawan tipe ini sering menyebarkan rumor, membicarakan rekan kerja di belakang, atau bahkan memutarbalikkan fakta. Di lingkungan kerja yang masih kecil, gosip bisa menyebar cepat dan menciptakan ketegangan antarkaryawan. Hal ini bisa berdampak langsung pada kepercayaan dan kekompakan tim.

Bangun budaya komunikasi terbuka. Terapkan aturan tegas soal etika kerja dan beri ruang bagi karyawan untuk menyampaikan keluhan secara profesional.

2. Si Pengeluh Profesional
Apapun yang terjadi, dia selalu punya keluhan. Gaji kurang, kerjaan terlalu banyak, klien menyebalkan, atasan tidak adil, semuanya salah di matanya. Energi negatif ini bisa memengaruhi rekan kerja lainnya dan menurunkan semangat kolektif.

Dengarkan secara terbuka tapi batasilah durasi diskusi yang tidak membangun. Dorong mereka untuk menyampaikan saran, bukan hanya keluhan.

3. Si Malas yang Pandai Beralasan
Tipe ini biasanya ahli dalam menghindari tanggung jawab. Entah itu dengan dalih terlalu sibuk, tidak mendapat instruksi yang jelas, atau menyalahkan orang lain. Padahal, hasil kerjanya minim dan sering membuat rekan kerja harus menutup kekurangannya.

Buat sistem pelacakan kerja dan evaluasi performa secara rutin. Pastikan pembagian tugas tercatat jelas agar tidak ada yang bisa bersembunyi.

4. Si Penghasut
Lebih berbahaya dari sekadar pengeluh atau pemalas, si penghasut punya agenda pribadi dan sering memecah belah tim demi keuntungan sendiri. Mereka bisa memanipulasi informasi, menjelekkan rekan di depan atasan, atau menciptakan konflik diam-diam.

Perkuat kepemimpinan yang adil dan objektif. Atasan perlu punya kedekatan dengan tim agar tidak mudah terpengaruh pihak tertentu.

5. Si Egois
Selalu ingin tampil paling hebat dan tidak peduli apakah tindakannya merugikan tim. Dia enggan berbagi ilmu, enggan kerja sama, dan hanya mau ambil bagian jika bisa membawa keuntungan pribadi.

Dorong budaya kerja kolaboratif. Beri penghargaan pada kerja tim, bukan individu saja.

6. Si Tidak Bisa Diandalkan
Terkadang terlihat sangat antusias, tapi sering telat, suka lupa janji, atau melewatkan deadline penting. Dalam tim kecil, satu orang yang tidak konsisten bisa membuat proyek jadi kacau.

Lakukan mentoring berkala dan bantu mereka membangun sistem kerja yang lebih teratur. Jika tak ada perubahan, evaluasi peran mereka dalam tim.

Perusahaan yang masih berkembang memerlukan energi positif, sinergi, dan komitmen tinggi dari seluruh tim. Karyawan toxic bukan hanya memperlambat kemajuan, tapi juga bisa membunuh semangat kolektif.

Mengenali tipe-tipe toxic sejak awal dan membangun budaya kerja yang sehat bisa jadi investasi terbaik untuk pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Career

Advertisement
To Top