Family
5 Jenis Aturan Keluarga yang Perlu Dinormalisasi, Para Orang Tua Wajib Tahu!
Siapapun tentu ingin membentuk keluarga kecil bahagia, namun ingin saja tidak cukup. Beberapa keputusan mesti diberlakukan di keluarga, dan kadang keputusan yang sudah diterapkan menjadi aturan di sebuah keluarga ini malah dikritisi masyarakat.
Sudah saatnya kita menormalisasi beberapa aturan di keluarga yang mungkin sebelumnya kita anggap aneh dan tidak sama seperti yang dilakukan masyarakat pada umumnya.
Ini sangat penting diketahui khususnya bagi para orang tua yang suka judging tentang pola asuh yang diterapkan orang tua lainnya, seolah pola asuhnyalah yang paling benar bahkan seperti sedang menetapkan standar aturan yang perlu dilakukan seluruh keluarga. Padahal budaya keluarga tiap orang bisa berbeda-beda.
1.Normalisasi tidak posting foto anak lengkap dengan atribut sekolahnya di media sosial
Di tengah banyaknya para orang tua yang posting foto anak mereka dengan atribut sekolahnya, ada lho orang tua yang tidak ingin melakukan hal tersebut untuk melindungi privasi anak.
Tidak dipublikasi bukan berarti tidak sayang lho ya, dan bukan berarti sok misterius juga. Orang tua yang seperti ini hanya ingin berhati-hati dan membuat anaknya aman di sekolah.
2.Normalisasi anak membawa bekal makanan ke sekolah dan tidak lagi diberikan uang jajan
Masih ada lho buibu yang mengkritisi keputusan yang satu ini. Entah itu kasihan lah sama anak, anak mesti pegang uang, atau anak mesti dikenalkan pengelolaan uang sejak dini.
Padahal dengan membawa bekal makanan ke sekolah juga salah satu tata kelola uang alias mengajarkan anak untuk berhemat lho. Selain besar kemungkinan anak sudah sarapan di rumah, makanan yang dibawa sebagai bekal makan siang ke sekolah lebih terjamin kesehatannya, anak juga tidak jajan sembarangan.
3.Normalisasi anak tidak merayakan ulang tahunnya
Wah ini sih sampai kapanpun sepertinya tetap jadi pro dan kontra di kalangan orang tua. Perayaan ulang tahun anak sampai saat ini masih dianggap penting, setahun sekali lho dan ini adalah hari yang spesial.
Tapi para orang tua yang tidak merayakan ulang tahun anak mereka, tidak ada ritual tiup lilin maupun potong kue, mungkin sudah mempertimbangkan bahwa setiap hari adalah hari yang spesial, jadi tidak mesti selalu menunggu momen ulang tahun. Anak pun terlatih hidup sederhana, menghargai setiap momen yang ada dalam hidupnya tidak melulu menantikan euforia perayaan singkat saat ulang tahun saja.
4.Normalisasi memberi bingkisan real food
Jika mendapat bingkisan berisi real food seperti buah atau sayur di acara anak-anak yang notabene disiapkan oleh orang tua mereka, jangan disepelekan ya.
Selama ini bingkisan identik dengan makanan ringan, susu kotak, ultra processed food. Bahkan di dalam bingkisan tersebut juga berisi barang seperti kotak makan atau tempat minum.
Kini normalisasi yuk memberi bingkisan berisi buah dan sayur, atau makanan rumahan. Selain berhemat, juga mengenalkan anak-anak mengenai real food itu sendiri.
5.Normalisasi anak bepergian bersama Ayahnya saja
Nah ini nih, anak selalu diidentikan dengan Ibunya jadi kalau pergi sama Ayahnya orang-orang pasti bertanya, “Lho kok gak sama ibunya?”, atau, “Ibunya kemana, kok Ayahnya yang ngajak?”.
Pengasuhan anak pada dasarnya dilakukan oleh kedua orang tua yakni Ibu dan Ayah, jadi bukan hal yang aneh kalau anak diasuh dan diajak bepergian hanya dengan Ayahnya saja, karena bisa saja Ibunya sedang menikmati me time setelah 24/7 mengurus rumah, keluarga, dan segala hal tentang si anak.
Berbagi tugas pengasuhan adalah hal yang manusiawi, malah penting dilakukan. Jadi, tugas mengasuh anak bukan hanya diidentikkan sebagai tugas Ibu semata.
Bisa kan mulai menormalisasi aturan-aturan di atas yang diterapkan di suatu keluarga?
Kalau sudah berkeluarga sekaligus menjadi orang tua dan turut serta menerapkan aturan tersebut juga tidak ada salahnya kok jika ada manfaat positif yang didapatkan.
Karena tiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, dan ingin membangun keluarga kecil bahagia versi mereka.