Connect with us

Sering Sembahyang Pura di Goa Lawah? Semeton Wajib Tahu Pura Ini

Bali

Sering Sembahyang Pura di Goa Lawah? Semeton Wajib Tahu Pura Ini

Jarang diketahui keberadaannya, ternyata di atas Pura Sad Kahyangan Goa Lawah terdapat sebuah pura kecil yang bernama Pura Pucak Sari. Berdirinya pura tersebut sangat erat kaitannya dengan berdirinya Pura Goa Lawah yang berlokasi di Desa Pesinggahan, Dawan, Klungkung. Pura Pucak Sari yang pernah dikunjungi Dang Hyang Nirartha untuk bertirta yatra tersebut ternyata memiliki khasiat yang bagi sebagian orang dipercaya sebagai tempat untuk meminta keturunan dan keinginan lainnya.

“Pada intinya di umat hindu, ada kepercayaan untuk memohon kerahayuan. Tapi, kepercayaan itu berkembang ketika saya lihat dan menanyakan, banyak juga yang nunas pamargi agar memiliki keturunan,” I Putu Juliadi, 47, selaku salah satu Panitia di Pura Goa Lawah.

Tutur Putu Juliadi mewakili jro mangku pura yang kebetulan sedang tidak hadir, untuk sembahyang ke Pura Pucak Sari, pemedek cukup membawa sarana persembahyangan berupa banten Pejati dan sarana Panca Sembah. Dijelaskan pula, Pura Pucak Sari memiliki keterkaitan yang erat dengan Pura Goa Lawah karena odalan di Pura Pucak Sari bertepatan dengan odalan yang ada di Pura Goa Lawah, yakni Anggara Kasih Kliwon wuku Medangsia. Di samping itu, runut upacara pura yang dijaga banyak kera dan memiliki 92 anak tangga itu pun mengikuti proses yang ada di Pura Goa Lawah.

Dalam Babad Usana Bali Pulina, diceritakan Pura Goa Lawah dan Pura Pucak Sari didirikan oleh ahli filsafat dari Jawa, yakni Mpu Kuturan yang dipanggil oleh Sri Aji Udayana Warmmadewa karena Bali dalam krisis dalam hal kepercayaan dan pelaksanaan upacara agama kala itu. Mpu Kuturan pun mengadakan Pasamuan Agung Siwa-Budha yang disertai karma Bali Aga. Dalam pasamuan itu, beliau menyarankan agar orang Bali menyelenggarakan catur agama, catur loka bhasa, silakrama, dan membangun tempat pemujaan leluhur, seperti Pura Ibu, Panti, Dadya di Bali Aga agar kerahayuan segera tercapai.

Dalam Babad Dalem, Raja Dalem Sagening menitahkan para leluhur Putu Juliadi di Desa Pasinggahan dan seluruh keturunannya untuk ngempon dan  melestarikan Pura Goa Lawah dan Pucak Sari. Beberapa waktu setelahnya, Dang Hyang Nirartha/ Dang Hyang Dwijendra/ Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh juga sempat bertandang ke Pura Pucak Sari dan Goa Lawah untuk bersemedi. Pada saat itulah beliau melihat keindahan alam dari atas bukit tersebut yang terdiri dari pantai, laut, dan pulau Nusa Penida. Bebungaan berwarna-warni berguguran menambah elok kawasan tersebut.

Baik di Pura Pucak Sari dan Goa Lawah, dewa yang berstana di pura tersebut adalah Dewa Maheswara, salah satu dewa dalam Dewata Nawasanga yang menguasai arah mata angin tenggara. Ada juga Naga Basuki sebagai pelindung Pura Goa Lawah.

Pelinggih yang ada di Pura Pucak Sari terbagi menjadi teras atas yang berdiri palinggih Sanggar Agung (Ida Bhatara Mahadewa), Gedong Limas Sari (Bhatari Sri), Gedong Limas Catu (Bhatara Ring Danu), Gedong Metel (Bhatara Siwa), Gedong Simpen, Gedong Saka Luang (Mpu Kuturan), dan Taksu (Sang Hyang Pasupati). Sedangkan di teras bawah, terdapat Meru Tumpang Tiga (Bhatara Wisnu), Tugu Ngrurah, Pangaruman, Bale Piyasan, Tugu Apit Lawang, Palinggih Panyawangan (Ida Andakasa), dan Dwarapala. (*)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Bali

Advertisement
To Top