Family
Anak Terlalu Penurut Berpotensi Mengalami Masa Sulitnya Sendiri
Bukannya setiap anak ketika tumbuh dewasa akan mengalami masa sulit ya? Benar, namun bagi anak yang dididik menjadi terlalu penurut punya masa sulitnya sendiri. Orang tua perlu memperhatikan hal ini, karena pada kenyataannya banyak orang tua yang punya harapan agar anak mereka menjadi anak yang penurut.
Tentu ini bukanlah suatu kekeliruan. Anak memang sudah sewajarnya belajar banyak hal, tahu tentang aturan, nilai, norma, etika di masyarakat sebagai bekal ketika mereka dewasa nanti dan itu semua berawal dari pendidikan sejak dini di keluarga. Anak yang penurut juga cenderung belajar lebih cepat. Namun jika anak terlalu penurut alias selalu mengikuti semua kata orang tua dapat berdampak kurang baik padanya.
Ada faktor tertentu mengapa anak tumbuh menjadi sosok yang terlalu penurut, salah satunya ketika orang tua menuntut agar anak selalu patuh. Tuntutan dengan unsur paksaan seperti ini bisa membuat anak tertekan dan menghilangkan jati diri anak yang akhirnya ia tidak bisa memilih atau memutuskan berdasarkan pikirannya sendiri. Tidak hanya itu, orang tua wajib mengetahui dampak lain ketika anak dididik menjadi anak yang terlalu penurut
1. Anak bergantung pada orang tua dan kurang mandiri
Karena anak selalu menuruti kata orang tua membuatnya tumbuh menjadi sosok yang kurang mandiri. Padahal ketika dewasa nanti ia pasti akan dihadapkan dengan situasi yang mengharuskannya menentukan keputusan sendiri. Bayangkan jika anak bergantung terus-terusan pada orang tua, dan akhirnya orang tua tutup usia, bagaimana si anak akan menjalani hidup ke depannya?
2. Anak cenderung minder dan pasif
Karena merasa hidupnya sudah ada yang mengatur dan hanya perlu menuruti itu semua, anak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang pasif khususnya bila ditempatkan dalam suatu kelompok sosial. Ketika dihadapkan dengan anak-anak yang aktif dan mampu berinisiatif, ia akan menarik diri karena merasa berbeda, minder atau kurang percaya diri. Ia juga berpotensi hanya jadi pengikut saja, ini diakibatkan oleh dirinya yang terbiasa memendam keinginannya sendiri demi mengikuti orang lain.
3. Beresiko jadi korban bullying
Perundungan atau bullying kerap terjadi di masa sekolah, dan anak-anak yang terlalu penurut rentan mengalami tekanan teman sebayanya. Mereka rawan menjadi korban perundungan dan sulit membela diri meski tidak bersalah karena tidak tahu bagaimana mengatasi situasi tersebut tanpa kehadiran orang tuanya.
4. Hubungan orang tua dan anak tidak harmonis
Mungkin si anak terlihat patuh, namun hubungan antara anak dan orang tua akhirnya tidak dilandasi dengan kasih sayang melainkan berdasarkan asas kepatuhan saja. Ini membuat hubungan tersebut menjadi tidak harmonis serta berjarak, anak jadi lebih pendiam, tidak terbuka pada orang tua dan merasa bahwa ia hanya perlu mematuhi apa yang dimandatkan orang tuanya saja tidak lebih dari itu.
Berharap agar anak menjadi sosok yang penurut sah-sah saja, namun tetap ajarkan dia untuk memiliki rasa nyaman mengemukakan keinginannya sendiri. Berikan juga keleluasaan padanya untuk menentukan keputusan dan tetap bantu ia memahami konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dengan begitu anak akan tetap jadi sosok yang penurut namun tetap memiliki jati dirinya sendiri, jadi ketika mengalami masa sulit suatu saat nanti ia pun bisa mengatasinya sendiri.