Connect with us

Terbiasa ‘Teng Go’ Jadi Bukti Kamu Mengusahakan Work-Life Balance

Career

Terbiasa ‘Teng Go’ Jadi Bukti Kamu Mengusahakan Work-Life Balance

Di banyak tempat kerja, masih ada anggapan bahwa pulang kerja tepat waktu alias teng go (teng jam 5 langsung go pulang) adalah tanda kurang dedikasi. Sebaliknya, mereka yang sering lembur atau pulang paling terakhir sering dipandang sebagai karyawan teladan.

Padahal, realitanya tidak sesederhana itu. Bekerja sesuai jam yang sudah ditetapkan adalah hal yang sehat dan wajar. Pulang kerja tepat waktu bukan berarti kamu malas, tidak loyal, atau tidak ambisius, justru itu bisa menjadi kebiasaan baik yang berdampak positif untuk jangka panjang.

Berikut alasan kenapa budaya teng go perlu diluruskan dan dibiasakan:

1. Bekerja Efektif Lebih Penting daripada Bekerja Lama
Jam kerja panjang tidak selalu berarti produktif. Karyawan yang fokus, terorganisir, dan mampu menyelesaikan tugas tepat waktu justru jauh lebih efisien daripada mereka yang menunda-nunda lalu lembur setiap hari. Teng go bukan soal buru-buru pulang, tapi soal menghargai waktu dan mengelola tugas dengan bijak.

2. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
Pulang terlambat secara terus-menerus bisa menyebabkan kelelahan kronis, stres berlebih, hingga burnout. Kebiasaan ini bisa merusak keseimbangan hidup dan menurunkan kualitas kerja secara perlahan. Tubuh dan pikiran butuh istirahat. Dengan pulang tepat waktu, kamu memberi ruang untuk recharge agar bisa kembali segar esok hari.

3. Menghargai Kehidupan di Luar Pekerjaan
Kita bukan hanya pekerja, tapi juga anak, pasangan, teman, dan individu yang punya kehidupan pribadi. Pulang tepat waktu memberi kesempatan untuk menjalani hobi, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar menikmati waktu sendiri. Work-life balance bukan slogan semata, tapi hak yang perlu dijaga demi kehidupan yang lebih utuh.

4. Membangun Budaya Kerja yang Sehat
Jika satu orang lembur terus, bisa jadi orang lain merasa harus ikut-ikutan. Budaya ini lama-lama menjadi tekanan sosial yang tidak sehat. Dengan membiasakan teng go, kamu ikut memberi contoh bahwa bekerja sesuai jam bukanlah kesalahan. Lingkungan kerja ideal bukan yang mengagungkan jam lembur, tapi yang menghargai kinerja dan keseimbangan.

5. Mencegah Eksploitasi Terselubung
Pekerjaan tambahan di luar jam kerja seharusnya dibicarakan dan dihargai, bukan dijadikan ekspektasi tanpa kompensasi. Ketika pulang teng go dianggap salah, batas antara profesionalisme dan eksploitasi jadi kabur. Dengan teng go, kamu juga mengedukasi bahwa waktu kerja punya batas, dan tenaga karyawan bukan barang tak terbatas.

6. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Karyawan
Karyawan yang merasa hidupnya tidak hanya berisi kerja, justru cenderung lebih bahagia, loyal, dan produktif. Mereka tidak cepat bosan atau burnout, dan mampu berpikir lebih jernih dalam menyelesaikan masalah di tempat kerja.

Pulang kerja teng go bukanlah bentuk kemalasan, justru bisa jadi tanda bahwa kamu mampu bekerja secara efisien, menghargai diri sendiri, dan menjaga kesehatan jangka panjang. Dunia kerja yang modern seharusnya bergerak ke arah yang lebih manusiawi, bukan mengukur nilai karyawan dari seberapa lama mereka duduk di kantor.

Jadi, yuk mulai biasakan teng go dengan bijak! Waktu pulang bukan garis akhir kontribusi, tapi awal dari perawatan diri yang akan membawamu jadi versi terbaik di kantor, maupun di kehidupan pribadimu.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Career

Advertisement
To Top