Career
Kerja Apapun Rentan Burnout! Beda Dengan Lelah Biasa, Stres, Maupun Depresi
Apapun jenis pekerjaanmu, kamu rentan mengalami burnout. Ini adalah kondisi dimana kamu begitu lelah dan bosan akibat beban kerja yang terlalu tinggi atau overworked. Awalnya istilah burnout diciptakan oleh seorang psikolog asal Amerika, Herber Freudenberger, terkait penjelasan mengenai kelelahan pada tenaga medis dalam menangani pasien.
Seseorang yang mengalami burnout biasanya merasa begitu tertekan sampai kehilangan minat terkait aktivitasnya padahal sebelumnya ia selalu bersemangat untuk melakukannya. National Center for Biotechnology Information (NCBI) juga menyebutkan bahwa mereka yang menderita burnout juga mengalami sakit fisik seperti nyeri pada tubuh dan masalah pencernaan.
Jelas burnout berbeda dengan lelah biasa, jika lelah biasa bersifat sementara dan bisa pulih kembali dengan istirahat atau tidur, berbeda dengan burnout yang membuat penderitanya terjebak dan sekalipun sudah tidur, saat terbangun dan berpikir tentang pekerjaannya meski sekilas saja ia tetap merasakan kelelahan dan kehampaan tersebut.
Seringkali burnout disamakan dengan lelah biasa, stres, maupun depresi. Meski memiliki ciri-ciri yang hampir mirip, burnout sebenarnya berawal dari stres berkepanjangan. Jika saat stres, seseorang mengetahui penyebabnya dan punya harapan untuk bisa terlepas dari stresor (penyebab stress), tidak dengan orang yang mengalami burnout. Rata-rata penderita burnout merasa hampa dan hilang harapan.
Lho berarti sama dong seperti depresi? Burnout dan depresi tetap memiliki perbedaan, kalau burnout cenderung disebabkan oleh dinamika pekerjaan, sedangkan depresi disebabkan oleh gabungan dan banyak hal dalam hidup dan dalam beberapa kasus mendorong penderitanya mengakhiri hidup.
Sudah tahu ya bedanya? Meski berbeda, sebisa mungkin atur waktu dan energimu dengan baik dalam bekerja, jangan sampai karena bekerja terlalu berlebihan ujung-ujungnya membuatmu mengalami burnout.