Bali
Proses Pralina ‘Sang Hyang Penyalin’ Diguyur Hujan Angin, Jro Apel Tetap Khusyuk Mapakeling
BADUNG – Suasana khidmat menyelimuti proses pralina (pemusnahan) Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin yang hampir sebulan telah menjadi ikon penguat dalam pameran tunggal Wayan ‘Apel’ Hendrawan (Jro Apel) yang bertajuk ‘Into the Cosmic of Secret Energy’. Momen tersebut semakin sakral ketika Jro Apel mengalunkan genta di bawah guyuran hujan disertai angin saat prosesi ‘mapakeling’ atau permintaan izin secara niskala pada spirit yang pernah mendiami ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin.

Acara ini sekaligus menutup pameran tunggal kelima perupa kenamaan Sanur tersebut. Sebelumnya, pameran yang digelar di Galeri Zen1, Kuta, Badung, ini dibuka pada Rabu (27/1) lalu, namun hanya berdurasi kurang lebih dua minggu. Akan tetapi, karena antusias penikmat seni yang terus mengalir, pameran diperpanjang hingga Jumat (19/2).
Penutupan pameran dikemas sederhana, dengan pembakaran secara simbolis ogoh-ogoh yang dua tahun lalu sempat viral di media sosial itu. Setelah itu, ogoh-ogoh dipindahkan kembali oleh ST. Dhananjaya, Banjar Dangin Peken, Intaran, Sanur, menggunakan mobil pick-up untuk selanjutnya dibakar habis di tanah milik Banjar Dangin Peken.

Jro Apel pun mengungkap alasannya mengapa akhirnya memutuskan untuk memusnahkan ogoh-ogoh yang selama dua tahun ini banyak memancing decak kagum masyarakat itu.
“Kenapa dipralina, karena tahun ini situasi tidak memungkinkan untuk mengadakan Pengerupukan dan dari segi ogoh-ogoh kondisinya juga sudah tidak sebagus dulu, sudah 50 persen berubah karena terbuat dari bahan alam,” ungkap perupa yang juga pencipta konsep ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin saat ditemui di Galeri Zen1.
Meski sudah menginjak hari terakhir, kunjungan penikmat seni yang penasaran akan karya-karya Jro Apel masih tetap ramai. Salah satunya adalah YouTuber asal Sanur, Unggit Desti, yang saat itu kebetulan sedang syuting untuk konten YouTube-nya.

“Kami sebagai anak muda Sanur sangat bangga mempunyai Mangku Apel Hendrawan dan salut akan semangatnya yang masih berkarya di masa pandemi. Kenapa saya baru datang di hari terakhir karena ingin menyaksikan langsung prosesi pembakaran ogoh-ogoh Ratu Penyalin,” ungkap pemilik channel YouTube Localan Bali itu.
Pameran tunggal kelima Jro Apel menampilkan 15 karya teranyarnya yang bertemakan dunia kosmis atau kedewataan. Rerajahan aksara Bali serta pulasan ekspresionis menjadi ciri khas di setiap karya-karya pria ber-tattoo tersebut. Di samping itu, pamerannya kali ini juga ditemani Ogoh-ogoh ikonik, Sang Hyang Penyalin, yang menjadi simbol penguat serta daya tarik pengunjung. (*)
*Kontributor: Putri Handayani
