Connect with us

Kadek Bakar, Undagi Layangan Spesialis Pecukan Dari Sukawati Dengan Segudang Prestasi

kadek bakar undagi pecukan

Sosok

Kadek Bakar, Undagi Layangan Spesialis Pecukan Dari Sukawati Dengan Segudang Prestasi

Layangan Pecukan merupakan salah satu jenis layangan tradisional Bali yang masih tetap memiliki penggemar saat ini. Layangan Pecukan adalah layangan yang paling sederhana dari segi bentuk dan rangka(bantang)nya. Namun jangan salah, layangan Pecukan adalah layangan yang paling rumit baik dari segi pembuatan maupun saat nunjuk(menaikkan dan menurunkan) layangan tersebut.

layangan pecukan
Pelayang menaikkan layangan Pecukan – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Oleh karena itu, undagi layangan jenis Pecukan ini tergolong masih sedikit. Salah satu undagi layangan Pecukan yang masih konsisten untuk menggarap layangan pecukan adalah I Kadek Juliarta atau yang lebih dikenal dengan nama Kadek Bakar. Nama Kadek Bakar didapat karena saat Kadek lahir dapur rumahnya mengalami kebakaran.

kadek bakar undagi layangan
Kadek Bakar saat proses membuat layangan Pecukan

Undagi yang berasal dari Banjar Tameng Sukawati ini menuturkan kalau ia mulai senang bermain dan membuat layangan sejak SD. “Sejak SD saya sudah mulai membuat layangan namun layangan dengan ukuran kecil kurang lebih satu meter-an. Saat SMP saya mulai membuat layangan-layangan besar dengan ukuran tiga meter-an. Saat itulah saya mulai mengikuti lomba layang-layang,” Kadek Bakar menambahkan.

Kadek Bakar belajar membuat layangan dari beberapa undagi-undagi senior seperti Nyoman Benor, Jro Mangku Kuntrit dan Kadek Ngues. “Saya sering belajar dan bertukar pikiran dengan undagi-undagi senior tersebut untuk menambah ilmu dalam bidang perundagian layang-layang ini,” ungkap Kadek Bakar.

SDM team sukawati
SDM Team – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Awalnya ia sering membuat layangan bebean dan mengikuti lomba layangan bebean. Namun di kategori layangan bebean ini ia kurang bisa maksimal dan sangat jarang bisa berprestasi. Entah kenapa kemudian ia menjatuhkan pilihan untuk menekuni layangan Pecukan. “Membuat layangan Pecukan ini penuh tantangan dari pembuatan sampai saat proses nunjuknya.

Saya mendalami membuat layangan Pecukan ini di Jro Mangku Kuntrit salah satu pemain Pecukan legend dari Sukawati,” cerita Kadek Bakar yang juga sebagai founder dari SDM(Sekaha Demen Melayangan) Team Sukawati yang ia dirikan pada tahun 2015.

sdm team sukawati
Kadek Bakar dan SDM Team Sukawati – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Menurutnya lagi, pecukan ini sangat berbeda dengan pecukan pada layangan Janggan. Kalau pecukan pada layangan janggan, pecukannya tidak isi diilut(plintir) sedangkan pecukan pada layangan Pecukan ini bagian ujungnya diilut. Bentuk rangka juga berbeda, untuk layangan Janggan bentuk rangkanya gilik(bulat) sedangkan di layangan Pecukan setengah bulat/setengah lingkaran.

kadek bakar undagi layangan
Kadek Bakar mempersiapkan layangan Pecukan bersama SDM Team

Kerumitan lainnya adalah dalam pembuatan Pecukan ini harus benar-benar memperhatikan keseimbangan dan bentuk proporsionalnya. “Bentuk lekuk pecukan benar-benar harus sama kiri dan kanan tidak boleh benjo(lekuk tidak simetris). Karena layangan pecukan ini sangat sensitif dengan angin, maka dalam menunjuk/menaikkan layangan ini harus juga memiliki teknik tersendiri dimana ia harus bisa merasakan kekuatan angin dan kencang atau kendurnya tali. Salah sedikit berakibat fatal, layangan pecukan bisa langsung jatuh saat itu juga.

Kadek Bakar pernah membuat layangan Pecukan bigsize dengan ukuran bentangan kurang lebih 7m dan berhasil mengudara saat lomba di Padang Galak. Dalam pembuatan layangan Pecukan ini, Kadek Bakar biasanya menggunakan hari baik dimana ia biasanya memilih Hari Purnama untuk mulai membuat layangan. “Pembuatan kurang lebih 2 hari namun tegantung mood saya juga saat membuat layangan tersebut,” ujar Kadek Bakar yang saat ini memiliki kurang lebih sepuluh layangan di rumahnya.

Kadek Bakar bersama pialanya – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Prestasi undagi pecukan ini tidak perlu diragukan lagi. Saat berkunjung ke rumahnya di Sukawati, rak atau etalase rumahnya penuh dengan piala-piala lomba layangan jenis Pecukan. Ia bercerita, pertama menang lomba saat masih SMP. Ia saat itu sangat senang karena hasil karyanya sendiri bisa menang lomba dengan hadiah uang dan bebek.

undagi layangan pecukan
Koleksi piala Kadek Bakar

Saking banyaknya memiliki piala bahkan ia sempat menjual beberapa pialanya karena saat itu ada beberapa panitia lomba yang bermaksud membeli pialanya untuk keperluan lomba seni di suatu sekolah.

Kadek Bakar bersama SDM Team – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Sejak tahun 2016 ia mulai untuk menerima pesanan/order untuk membuat layangan Pecukan. Layangan Pecukan yang dipesan biasanya untuk keperluan lomba. Saat ini ia baru melayani order/pesanan dari Bali saja karena ia belum mengerti cara mengirimkan ke luar Bali. “Sempat ada order dari Surabaya, namun saya menolak karena tidak mengerti bagaimana cara mengirimkannya, walaupun layangan yang saya buat sudah knockdown,” imbuh Kadek Bakar saat dijumpai di rumahnya.

Harga layangan pecukan dengan ukuran 3 meter sekitar 1,2 juta dimana layangan tersebut sudah siap mengudara.

Kadek menuturkan kalau ia memiliki pengalaman menarik saat mengikuti lomba dimana layangan Pecukan yang ia bawa bersama SDM Team saling bertabrakan di udara. Selain itu saat lomba biasanya ia juga akan bersaing dengan layangan hasil karyanya sendiri yang dimiliki oleh team lain.

Kejadian layangan bertabrakan sesama SDM Team

“Sering sekali saya bertemu dengan layangan hasil karya saya sendiri, walaupun bersaing namun saya tetap membantu mereka jika ada kendala saat menaikkan layangan Pecukan tersebut,” kenang Kadek Bakar.

Kadek Bakar berkeinginan untuk menularkan keahliannya dalam membuat layangan Pecukan ke teman-teman pelayang lainnya agar undagi layangan pecukan ini tetap selalu ada dan layangan pecukan bisa tetap eksis tidak hilang karena tidak ada undagi lagi yang bisa membuat layangan pecukan ini.

“Saya siap membuka pintu rumah untuk rekan-rekan pelayang yang ingin belajar dan menekuni pembuatan layangan pecukan ini. Saya siap bertukar pikiran dan menularkan bakat dan keahlian saya,” ungkap Kadek Bakar.

Putri Salju maskot dari Kadek Bakar dan SDM Team – Foto dari IG @dek_bakar_sdm_team

Seperti undagi dan pelayang lainnya, ia juga berharap agar bisa ada lomba layang-layang lagi di Bali ini. “Mudah-mudahan pihak-pihak terkait bisa memikirkan teknis lomba saat pandemi ini sehingga kami para undagi dan pelayang ini bisa kembali merasakan atmosfer lomba dan bercengkrama dengan sesama pelayang dan undagi. Saya sangat sangat kangen untuk mengikuti kegiatan lomba layang-layang ini,” ujar Kadek Bakar yang juga aktif sebagai juri dalam lomba layangan-layang ini.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Sosok

Advertisement
To Top