Peristiwa
Waspadai Kasus DBD, Pemkot Denpasar Laksanakan Fogging dan Penaburan Bubuk Larvasida
Memasuki musim pancaroba ini dimana musim yang tidak menentu, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar secara terus menerus berupaya menekan terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Denpasar, guna membersihkan Denpasar dari kasus DBD dengan upaya melakukan penaburan bubuk larvasida dan fogging setiap harinya secara bertahap terus dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Denpasar yang meliputi empat kecamatan menggunakan mesin ULV (Ultra Low Volume) yakni fogging keliling dengan mesin yang diangkut dengan mobil.
Dimana penyemprotan ini bertujuan membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dapat membunuh jentik dan telur nyamuk demam berdarah. Karena itu sebelum fogging saat ini dilakukan upaya pemberantasan jentik dan telur nyamuk terlebih dahulu dengan penaburan bubuk larvasida secara massal pada seluruh tempat-tempat penampungan air (TPA), baik yang positif jentik maupun yang berisiko tinggi akan terdapat jentik (larvasidasi massal) oleh semua Pemantau Jentik (JUMANTIK) bersama anggota masyarakat dan akan dilakukan secara berkelanjutan setiap 2-3 bulan sekali, serta penyuluhan pencegahan DBD melalui 4M Plus yakni menguras, menutup, mengubur dan memantau benda-benda yang bisa digenangi air, serta jangan menggantung pakaian, sehingga setelah fogging selesai dilakukan diharapkan tidak akan muncul lagi nyamuk-nyamuk baru yang dapat menularkan DBD, demikian disampaikan Kabid Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. IB Gde Ekaputra saat di temui di Denpasar, Rabu (6/2).
Lebih lanjut dr. I.B Gde Ekaputra mengatakan, dalam menekan kasus DBD Dinas Kesehatan Kota Denpasar untuk awal tahun ini masih fokus melaksanakan penaburan bubuk larvasida sebab jika dilakukan fogging ULV pada musing hujan ini belum begitu maksimal obatnya dalam membasmi nyamuk sebab pada musim hujan ini jentik lah yang harus dibasmi terlebih dahulu.
“Apa lagi sekarang ini cuaca yang tak menentu yang sebentar panas sebentar hujan akan menyebabkan banyaknya genangan air seperti pada kontainer, selokan, wadah-wadah plastik ataupun kaleng bekas, kulit buah-buahan, lobang batu, dan lain-lain. Ini tentunya menjadi tempat yang sangat potensial bagi nyamuk aedes aegypti untuk bersarang dan berkembang biak yang berakibat pada meningkatnya penularan penyakit DBD”, ungkapnya.
Yang mana dalam rentang 2 tahun terakhir ini kasus DBD sudah sangat menurun, terlihat dari angka kasus pertahun pada tahun 2017 mencapai 928 kasus dan menurun pada tahun 2018 menjadi 113 kasus DBD di Denpasar. Akan tetapi pada tahun 2019 ini harus tetap diwaspadai serta harus lebih aktif melakukan tindakan-tindakan pencegahan, sebab tahun 2019 ini merupakan siklus 3 tahunan merebaknya kasus DBD.
Adapun upaya-upaya yang sudah dilaksanakan meliputi, sosialisasi pencegahan dan pengendalian DBD dan pentingnya PSN DBD di masing-masing rumah, pemantauan jentik berkala PSN ke masing-masing rumah oleh jumantik, larvasidasi selektif secara massal (abateisasi) di setiap rumah, pendistribusian larvasida sachet ke setiap rumah dengan jumlah 3-5 sachet per rumah langsung dengan tatacara pemakaiannya, dan fogging yang diperluas pada setiap kasus DBD yang perlu di fogging. (ays)
Sumber : denpasarkota.go.id