Inspirasi
Dulu Jadi Korban Bullying dan Masuk RSJ, Kini Gadis Ini Diterima Jadi Mahasiswi UI
Sebuah kisah inspiratif datang dari gadis 19 tahun bernama Yovania Asyifa Jami yang sempat menjadi penyandang ODGJ, namun kini telah sembuh dan diterima menjadi mahasiswi di Universitas Indonesia (UI).
Beberapa waktu lalu Yova iseng membagikan konten di TikTok perihal perjuangannya sembuh saat menjadi pasien di rumah sakit jiwa.
Yova menceritakan bagaimana para perawat membantu mengembalikan ingatannya dulu. Kini Yova sudah dinyatakan sembuh. Kisahnya pun menjadi viral hingga diundang di sebuah acara televisi lokal.

Melalui wawancara tersebut, bungsu dari dua bersaudara ini mengisahkan bagaimana awalnya bisa mendapat gangguan mental, dari mulai jadi anak broken home hingga mendapat perundungan saat duduk di SMP.
Saat baru masuk SMA ia kehilangan kesadaran hingga mengalami halusinasi dan delusi. Kisahnya berawal saat orang tua Yova berpisah sejak dirinya SD. Saat memasuki SMP, Yova dirundung oleh satu angkatan.
“Yang pertama dari SD aku sudah menjadi korban perceraian orang tua. Setelah itu SMP aku dibully habis-habisan. Mereka ngatain aku kuda, sampai sekarang aku nggak ngerti bullyan itu masuk di aku. Aku dibilang mukanya mirip kuda, sampai ada yang meringkik di belakang aku,” ungkap Yova di acara TV tersebut.
Semenjak kejadian itu, Yova mengalami trauma dan enggan masuk sekolah selama dua minggu. Ketika masuk SMA, ia pun tidak bisa beradaptasi, apalagi ia dipertemukan lagi dengan orang yang telah merundungnya.
“Sampai akhirnya, lepas dari pskiater, SMA masuk ke lingkungan baru dan aku satu sekolah sama yang bully aku dulu. Sampai nggak tidur tiga hari dan bangun-bangun langsung tidak sadar, lupa ingatan, halusinasi, dan delusi,” lanjut Yova.
Namun, setelah beberapa waktu menjalani perawatan di rumah sakit gangguan jiwa, Yova pun kembali normal. Hingga kini, ia mengaku masih mengonsumsi obat dan secara rutin ke pskiater lantaran mengidap Unspecified Bipolar Disorder.
Karena riwayat gangguan mental ini pula, Yova mengaku telah ditolak oleh empat perguruan tinggi negeri. Namun, akhirnya perjuangannya berbuah manis karena kini ia diterima di Universitas Indonesia sebagai mahasiswi Vokasi Jurusan Ilmu Komunikasi.

