Sosok
Jro Mangku Nengah Sunarta Di Masa Kecil Sering Tidur Di Kuburan Dan Pernah Berjalan Kaki Dari Buleleng Ke Denpasar
Jro Mangku Nengah Sunarta adalah sosok penekun spiritual yang berasal dari Banjar Padang Kerobokan. Jro Mangku Nengah Sunarta atau yang sering dipanggil Kakek Mangku Dewi atau Kakek Mangku Gadungan ini sudah sejak kecil memiliki kemampuan spritual yang diturunkan dari leluhurnya terdahulu.
Kakek Mangku sejak kecil sudah yatim piatu dan tinggal bersama seseorang di Buleleng dan ia sekolah di salah satu sekolah Dasar di Buleleng. Kakek Mangku kecil saat itu sangat suka untuk tidur di areal setra/kuburan adat. Hampir setiap malam ia tidur di setra dan berpindah-pindah dari satu setra ke setra lainnya. “Hampir semua setra di wilayah tempat tinggal saya di Buleleng , sudah pernah saya jadikan tempat untuk tidur. Entah kenapa, saya suka saja tidur di kuburan,” ungkap Kakek Mangku.
Tamat SD ia mendapat pawisik dari leluhurnya kalau ia harus kembali ke Denpasar tepatnya di Banjar Padang Kerobokan. Kakek Mangku berjalan kaki dari Buleleng ke Denpasar hingga sampai di Banjar Padang Kerobokan tempat tinggalnya saat ini.
Lokasinya saat itu masih berupa alas/hutan dan saat sampai di lokasi ia sempat ditangkap oleh polisi karena dianggap orang linglung saat itu. Kemudian ada yang membantunya dan meyakinkan kalau memang Kakek Mangku berasal dari lokasi tersebut.
Kakek Mangku menuturkan kalau ia mulai menekuni dunia spiritual karena ia sekeluarga sakit tanpa diketahui penyebabnya dan tidak sembuh-sembuh. Bahkan Ia juga sempat mati suri dimana kerabatnya sudah sempat melayat/mejenukan ke rumahnya saat itu. “Sabuk untuk mengikat saya saat mati suri tersebut masih saya simpan hingga saat ini,” ungkap Kakek Mangku saat ditemui di rumahnya.
Setelah mati suri tersebut, kehidupan kakek mangku diikuti oleh beberapa kejadian-kejadian yang diluar nalar. Ia mendapatkan sebuah pica/anugrah keris di Dalem Batubolong, namun ia tidak merawatnya dengan baik karena saat itu ia tidak mengerti terhadap apa yang ia dapatkan. “Saya anggap itu benda biasa saja jadi saya taruh sembarangan.
Beberapa kejadian aneh kerap menerpa saya salah satunya istri yang sedang di depan rumah tiba-tiba di tabrak hingga mengalami patah tulang. Selain itu saya menjadi sering membuat ulah di beberapa tempat,” kenang Kakek Mangku.
Lebih Lanjut Kakek Mangku menuturkan kalau ia sering dicari oleh sosok Rangda. Akhirnya didapat pawisik , mengenai pica Keris yang didapat dan diminta untuk mewujudkan Ida Sesuhunan dalam wujud Barong Dan Rangda. Semenjak itulah Kakek Mangku ketapak oleh Ida Sesuhunan Ida Ratu Niang Bhatara Bhatari Sakti dan Ratu Gede Dalem Ped.
Kakek Mangku mulai saat itu “ngayah” di dunia spiritual. “Mau tidak mau saya memang harus memilih jalan ini karena memang sudah diminta oleh Ida Sesuhunan saya,” cerita Kakek Mangku yang juga sebagai Jro Mangku di Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Bhatara Bhatari Sakti Di Banjar Padang Kerobokan.
Diawal ia mulai melakukan Usadha untuk keluarganya sendiri. Atas petunjuk dan bantuan kekuatan Ida Sesuhunan ia mulai membantu orang lain yang memiliki sakit niskala. “Saat pertama ada orang datang untuk dibantu menyembuhkan sakitnya, saya sempat bingung harus bagaimana karena saya merasa tidak mengetahui cara mengobatinya.
Saya hanya minta petunjuk Ida Sesuhunan dan Ida Sesuhunan berkenan, orang tersebut berhasil saya sembuhkan. Dan sejak itu dari mulut ke mulut akhirnya banyak orang yang mengetahui kalau saya bisa melakukan Usadha,” kenang Kakek Mangku yang juga sebagai ayah Jro Dasaran Dewi.
Selain melakukan Usadha, Kakek Mangku juga sering membantu orang-orang yang ingin dibuka kekuatan spiritualnya seperti misalnya untuk bisa melihat hal-hal gaib atau yang lainnya. “Saya siap membantu kalau ada orang yang ingin dibuka kekuatan spiritualnya dengan syarat orang itu memang benar-benar harus percaya akan kekuatan Ida Sesuhunan disini dan siap menerimanya dengan niat yang tulus,” imbuh Kakek Mangku yang hingga saat ini tidak memiliki hand phone ini.
Kakek Mangku yang memiliki sosok ramah ini mengatakan tidak terlalu memikirkan “sesari” dalam membantu seseorang yang memiliki masalah. Kakek Mangku mengatakan,”Silahkan datang, saya akan berusaha membantu sesuai kemampuan saya dan bantuan kekuatan Ida Sesuhunan, ada atau tidak ada sesari saya siap ngayah membantu yang penting orang yang datang harus benar-benar percaya atas apa yang ia jalankan”.
Untuk melakukan Usadha Kakek Mangku menjalankannya setiap hari kecuali saat pasah. Biasanya sebelum melakukan Usadha, Kakek Mangku akan menganjurkan orang tersebut untuk melukat di Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Bhatara Bhatari Sakti dahulu, baru atas petunjuk beliau nantinya akan diketahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Sosok Kakek Mangku juga merupakan sosok yang unik karena ia sama sekali tidak bisa menghafal mantra. “Beberapa kali saya pernah belajar untuk menghafalkan mantra untuk kepemangkuan namun sampai saat ini saya tidak bisa menghafalkannya. Saat membaca bisa hafal, namun saat akan ngantebin tiba-tiba lupa begitu saja,” ujar Kakek Mangku sambil tersenyum.
Banyak pengalaman hidup yang pernah didapat saat menekuni dunia spiritual ini. “Saya pernah tiba-tiba di rebut banyak orang secara niskala saat dalam perjalanan. Tidak hanya pujian, hinaan dan ejekan sudah biasa saya dapatkan. Diremehkan oleh orang lain sudah menjadi hal biasa yang saya alami. Namun saya berusaha untuk tidak menghiraukan hal tersebut karena prinsip saya hanya ngayah sesuai petunjuk Ida Sesuhunan,” imbuh Kakek Mangku.
Jika semeton ingin berkonsultasi mengenai masalah niskala/spiritual bisa ke rumah Kakek di Banjar Padang Kerobokan, nanti bisa ditanyakan ke penduduk sekitar lokasi Sanggar/Peguyuban Seni Majelangu.
