Connect with us

Ayo Meplalianan, Bermain Kul Kuuk Yang Diambil Dari Dongeng Kijang Dan Siput

kijang dan siput

Seni Budaya

Ayo Meplalianan, Bermain Kul Kuuk Yang Diambil Dari Dongeng Kijang Dan Siput

Pernah membaca atau medengar dongeng Kijang dan Siput? Dongeng Kijang dan Siput merupakan salah satu dongeng tradisional dimana menceritakan tentang dua hewan yaitu Kijang dan Siput Sawah(Kakul). Kijang diceritakan sebagai sosok yang suka menyombongkan dirinya.

dongeng kijang dan siput
Cerita Dongeng Kijang dan Siput

Merasa dirinya memiliki kemampuan lari yang cepat dan gesit dalam melompat, Kijang senang untuk menantang hewan-hewan lain untuk adu lari. Semua hewan sudah dikalahkan oleh Kijang dalam adu lari.

Kijang kemudian mencari lawan di area persawahan. Ia kemudian bertemu dengan seekor siput sawah(kakul) , lalu ia menantang siput tersebut untuk adu lari dengannya. Merasa dirinya tidak mungkin melawan Kijang, Siput menolak ajakan Kijang. Kijangpun geram dengan penolakan tersebut sambil berkata,”Hai Siput, sungguh kasihan dirimu dilahirkan kedunia tanpa kaki dan tangan”.

Siputpun marah mendengar perkataan Kijang, ia kemudian menyetujui tantangan Kijang, namun adu lari diadakan keesokan harinya.

Keesokan harinya Kijang dan Siput beradu lari yang dimulai dari sawah sampai puncak gunung. Saat adu lari dimulai, kijang melesat jauh di depan. Kemudian Kijang menoleh sambil memanggil “Kulll(Kakul/Siputt)”, ternyata Siput menyahut di depan Kijang dengan sahutan “Kuukk”. Kijang bingung dan kembali berlari.

Hal ini dilakukannya berulang sampai di puncak gunung dengan kejadian yang sama dan saat dipuncak gunung ternyata Siput sudah ada disana terlebih dahulu. Kijang mengakui kalau ia kalah dari siput dalam adu lari tersebut.

Ternyata Siput walaupun lambat ia memiliki otak yang cerdas. Ia mengumpulkan saudara-saudara sesama Siput untuk berbaris dari sawah sampai puncak gunung. Kijang dengan kebodohannya tidak mengenali mana Siput yang sebenarnya diajak adu lari karena tidak bisa membedakan bentuk antara Siput satu dengan lainnya.

Lalu bagaimana hubungannya dengan permainan tradisional?

Made Taro sebagai pencipta dan sering melakukan sosialisasi permainan tradisional kemudian menciptakan sebuah permainan kreasi setelah ia membaca dongeng kisah Kijang dan Siput tersebut. Permainan tradisionalnya ia beri nama Kul Kuuk diambil saat Kijang memanggil Siput dimana Kijang memanggil dengan suara “Kull” dan Siput menjawab dengan suara “Kuuk”.

Peralatan yang dibutuhkan Tali Dan Bendera

Permainan ini dilakukan antara dua regu yang mengambarkan pertandingan lari antara Kijang dan Siput. Peralatan yang digunakanpun cukup sederhana yaitu hanya perlu tali dan bendera. Masing-masing regu menyiapkan 4 pasang anak dimana dalam satu pasangan memegang tali berhadapan. Anak-anak tersebut memegang tali dalam posisi duduk.

Pola permainan Kul Kuuk

Sebenarnya tidak menggunakan tali tetapi anak saling memegang tangan dan dalam posisi duduk. Namun karena dalam masa pandemi diganti dengan menggunakan tali. Anak-anak ini melukiskan gunung saat adu lari.

Untuk Anak yang bermain bisa terdiri dari 4 atau lebih dan jumlah bendera disesuaikan dengan jumlah anak yang bermain.

Cara bermainnya sangat sederhana dimana anak yang akan bermain bersiap disatu sisi. 4 pasang anak yang memegang tali bersiap untuk duduk dan memegang tali dimana tinggi tali sekitar dada anak. Tinggi tali ini tidak boleh dirubah-rubah jika ketahuan curang, pasangan yang melakukan kecurangan tersebut akan ditukar dengan regu lawan. Hal ini untuk mengajarkan kejujuran pada anak-anak.

Saat akan mengambil bendera anak harus merayap dibawah tali.

Bendera ditaruh disisi satunya. Saat anak mulai bermain, ia harus mengambil bendera tersebut, kemudian saat melewati 4 pasang anak, ia harus merayap dibawah tali. Hal ini Kemudian anak tersebut mengambil bendera dan dibawa kembali ke sisi sebelumnya. Saat melewati 4 pasang anak yang memegang tali, ia harus melakukan lompatan untuk melangkahi tali tersebut. Hal ini menurut Made Taro melambangkan Kijang dan Siput.

permainan tradisional bali
Setelah mengambil bendera anak harus melompat diatas tali.

Saat merayap melambangkan siput yang berjalan lambat dan saat melompat melambangkan Kijang yang bisa melompat dengan gesit.

Hal diatas dilakukan bergiliran sampai semua bendera berhasil dipindahkan. Regu yang menang adalah regu yang paling dahulu bisa memindahkan seluruh bendera. Made Taro mengungkapkan kalau permainan ini sangat mudah dan sederhana untuk dimainkan oleh anak-anak. “Mungkin kendala biasanya perlu lapangan rumput karena anak-anak harus merayap.

Namun hal ini bisa diakali dengan menggunakan tikar di lokasi saat anak harus merayap atau bisa juga di Balai banjar yang menggunakan lantai keramik,” ujar Made Taro saat ditemui dirumahnya di bilangan Suwung Kangin.

Mudah bukan? Ayo ajak anak,adik atau anak-anak sekitar semeton untuk bermain permainan tradisional. Tentunya permainan tradisional yang diciptakan oleh Made Taro pasti memiliki prinsip 4 AT yaitu : Selamat, Sehat, Nikmat dan Manfaat.

Ayo Meplalianan (bermain permainan tradisional), kurangi penggunaan gawai/gadget untuk anak-anak !

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Seni Budaya

Advertisement
To Top