Connect with us

Mengupas Makna Watangan Dalam Pementasan Calonarang

watangan

Seni Budaya

Mengupas Makna Watangan Dalam Pementasan Calonarang

Pementasan atau sesolahan Calonarang adalah tontonan yang bersifat Rwa Bhinenda, perhelatan antara unsur Dharma dan Adharma. Calonarang sendiri berasal dari kata calon yang berarti bakal dan arang adalah abu dimana artinya bahwa setiap manusia suatu saat akan meninggal. Dalam pementasan calonaran itu ada banyak versi cerita dan filosofi yang harus dipahami karena calonarang itu merupakan media refleksi untuk harapan kita sebagai manusia bisa menjadi lebih baik.

calonarang
Salah Satu Pertunjukan Calonarang

Menurut Komang Indra Wirawan atau yang lebih dikenal sebagai Komang Gases, pada jaman dahulu watangan bukan merupakan pemain utama dalam calonarang. Jaman dahulu memang diakui bahwa masayarakat saat itu kurang hiburan sehingga saat penari hanya dengan membawa bayi atau watangan dari boneka dan dalam kondisi menangis, otomatis para penontonpun ikut larut merasakan kesedihan penari tersebut seolah-olah boneka itu seperti nyata.

komang gases
Komang Indra Wirawan / Komang Gases

Berdasarkan perkembangan jaman, inovasi dan kreatifitas seniman, maka diwujudkanlah peran pembantu dalam pementasan calonarang yaitu orang yang berperan sebagai watangan. Apakah ini wajib atau harus diadakan? Menurut Komang Gases, hal ini tidaklah wajib dan menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan masyarakat setempat. Saat ini menurutnya, ada sugesti di masyarakat jika calonarang tanpa watangan maka calonarang tersebut terasa kurang greget. Hal ini tidaklah salah dan wajar masyarakat memiliki sugesti seperti ini, karena hampir di setiap pementasan calonarang pasti menggunakan watangan dalam pementaasannya.

Adegan Watangan Dalam Calonarang

Ia sendiri mengartikan watangan ini sebagai salah satu konsep “Diksa” sebagai media pembersihan / penyudamala untuk menjadikan orang yang menjadi watangan menjadi lebih baik. Lebih lanjut lagi Komang Gases mengatakan Dhiksa dalam tatanan calonarang ini tiada lain memproses dirinya dari “jelema menjadi manusa, manusa menjadi suputra”. Disatu sisi untuk mempertebal keyakinan kepada Ida Sesuhunan di satu sisi untuk memberikan keharmonisan kepada masyarakat.
Bagaimana mengenai siapa saja yang boleh atau bisa menjadi watangan? Komang Gases yang merupakan Ketua Yayasan Gases Bali bercerita kalau orang yang menjadi watangan biasanya harus memiliki legalitas di masyarakat. Jadi watangan tidak hanya sebatas tidur, namun kesiapan jasmani dan rohan juga kebersihan diri adalah hal yang perlu diperhatikan. Selain itu masih menurut Komang Gases,
watangan itu konsepnya adalah pasrah dan berserah kepada Ida Sesuhunan.
Jika hal-hal ini tidak diperhatikan, justru bisa mencelakakan orang yang menjadi watangan seperti, tidak berumur panjang,mengalami musibah dan lain sebagainya.

Prosesi Mengarak Watangan

Komang Gases mengungkapkan dalam adegan watangan ini biasanya diikuti oleh adegan mengundang leak. Hal ini adalah salah satu adegan yang paling ditunggu-tunggu oleh penonton. Namun menurut Komang Gases, adegan ini kebanyakan dialih fungsikan sehingga kesannya seperti kontestasi kekuatan spiritual. Hal ini menurutnya tidak benar maupun salah, namun tempatnya yang kurang pas.
Menurutnya lagi, sebenarnya yang kita undang adalah orang yang berbuat jahat, yang salah jalan itulah yang dihadirkan. Tujuannya adalah untuk memberi sebuah pemahaman, cerminan dan media refleksi bahwa orang tersebut salah jalan, dengan sarana banten/upakara caru atau penyamblehan untuk menetralisir sehingga tidak lagi berbuat jahat kepada orang lain. “Dalam mengundang juga sebaiknya menggunakan kode etik, melihat kondisi sekeliling, kondisi masyarakat, tata bahasa agar tidak membuat orang tersinggung. Yang kita undang bukan leak yang sudah ngisep sari tetapi leak yang suka mengganggu orang lain”, ungkap Komang Gases.

Prosesi Ngundang Leak Dalam Adegan Watangan Di Pementasan Calonarang

Karena hal tersebutlah, menurut cerita dari Komang Gases, sampai saat ini ia belum pernah diganggu atau dibuat celaka saat ngayah calonarang baik saat berperan sebagai pengundang leak atau peran yang lain.
Komang Gases yang juga dikenal sebagai Doktor Calonarang ini menyarankan bagi seniman pementasan Calonarang baik pelaku watangan, tukang undang dan lain sebagainya, sebaiknya mulailah saat ini bekerja sesuai tupoksi, swadharma masing-masing. Pada prinsipnya menurut Komang Gases tidak ada yang hebat, tidak ada yang benar, tidak ada yang salah dalam mempelajari hal yang bersifat pingit tersebut. Sehingga kita bisa melestarikan seni, budaya, agama, ritual kita baik tentang calonarang, watangan atau pengelakan ini supaya menjadi warisan yang adi luhung yang patut ditiru dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Seni Budaya

Advertisement
To Top