Connect with us

Unik, Tari Kekebyaran Mimba Mengambil Filosofi Pohon Intaran Dan Menampilkan Karakter Lanang Wadon

tari mimba

Seni Budaya

Unik, Tari Kekebyaran Mimba Mengambil Filosofi Pohon Intaran Dan Menampilkan Karakter Lanang Wadon

Mimba merupakan istilah Jawa Kuno untuk Pohon Intaran. Pohon Intaran merupakan salah satu spesies tumbuhan yang mempunyai multifungsi baik sosial budaya dan agama yang menyebabkan intaran menjadi salah satu tumbuhan penting dalam kehidupan masyarakat di Bali dan menjadi cikal bakal Desa Intaran Sanur.

tari kekebyaran mimba
Kevin(paling kiri) dan Gus Eka(paling kanan) bersama para penari

Dua orang penata tari muda berbakat Ida Bagus Eka Haristha dan Pande Putu Kevin Dian Mulyarta menciptakan Tari Kekebyaran Mimba ini mengangkat dari konsep pohon intara diatas dan kemudian menyesuaikan dengan tema PKB yaitu Prananing Wana Kerthi atau Jiwa Paripurna Napas Pohon Kehidupan. Tari kekebyaran ini dipentaskan pada gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII oleh Desa Adat Intaran sebagai Duta Kota Denpasar.

Menurut Gus Eka, ia dan Kevin memilih Mimba karena cocok dengan Desa Adat Intaran dimana Desa Adat Intaran berkaitan erat dengan Mimba dan sekaa kesenian di Desa Adat Intaran juga bernama Mimba Mredangga. “Salah satu hal religius terkait Mimba atau pohon Intaran bagi masyarakat Desa Adat Intaran adalah adanya kulkul yang wajib dibuat menggunakan kayu pohon Intaran,” imbuh Gus Eka saat ditemui di bilangan Kesiman.

Gus Eka dan Kevin mengkombinasi 5 unsur/obyek material di dalam Tari Kekebyaran Mimba ini sesuai dengan obyek material yang harus dimasukkan dalam karya seni tari di PKB tahun ini. Unsur Sang Hyang, Unsur Arja : menggunakan pola-pola kancut yang digunakan sebagai sesaputan, unsur Gambuh : menggunakan gerong sebagai simbolisnya, pola Kebyar Legong seperti Truna Jaya dan unsur Rerejangan menggunakan gending di pengipuk dan gerak dipengawak.

tari kekebyaran mimba PKB XLIII
Gus Eka dan Kevin bersama 9 orang penari Tari Kekebyaran Mimba – Foto oleh Gus Eka

Tari Kekebyaran Mimba yang terdiri dari 9 orang penari wanita juga menghadirkan solah ngerawit dimana penari itu harus mendengarkan alunan musik dan memainkan kulkul(sebagai simbol religius) sesuai dengan patokan irama yang dikombinasikan baik itu kempur atau kempli.

“Jadi kami tidak hanya menggunakan kulkul tersebut sebagai suatu properti dekorasi namun juga ikut dimainkan oleh penari dan juga sebagai pendukung suasana dari fungsional Mimba/Intaran itu sendiri,” ujar Gus Eka.

tari kekebyaran mimba intaran denpasar
Tari Kekbyaran Mimba saat pentas di Ardha Candra

Hal unik dari Tari Kekebyaran Mimba ini adalah adanya konsep atau simbol lanang wadon(maskulin dan feminim) dalam satu orang penari. Dari desain kostum terdapat beberapa perpaduan simbol lanang wadon terutama di bagian kepala akan terlihat perpaduan simbol lanang wadon.

Untuk gerak tarinya sendiri juga menggunakan unsur lanang wadon. Di awal, penari akan menari sebagai laki-laki(maskulin) dimana penari yang keseluruhan wanita ini harus bisa merubah karakternya menjadi karakter yang maskulin.

Di bagian kedua, penari merubah kembali karakternya sebagai wanita(feminim) yang benar-benar feminim sekali. “Hal ini adalah salah satu hal yang tersulit dalam karya Tari Kekebyaran Mimba dimana seorang penari wanita harus bisa merubah sifatnya seperti laki-laki dan dalam hitungan detik ia harus merubah kembali sifatnya ke sifat yang benar-benar feminim dimana ia harus menjaga emosi dan kekuatannya untuk menyesuaikan dengan sifat feminim tersebut,” jelas Gus Eka.

tari mimba unik bali
Seorang penari berdiri diatas penari lainnya

Tingkat kesulitan lain dari Tari Kekebyaran Mimba ini adalah pada saat seorang penari naik dan berdiri diatas pundak penari lainnya. Seorang penari wanita harus menopang tubuh penari lain dimana ia tidak hanya diam ditempat tetapi sambil berjalan dan melakukan gerak tari.

tari kekebyaran mimba intaran sanur
Proses saat penari turun dengan cara melompat setelah berputar – Foto oleh Gus Eka

“Pada sesi ini memiliki tingkat kesulitan tinggi dan tingkat kegagalan yang cukup besar, baik saat naik ke pundak penari, saat berdiri sambil berjalan dan juga saat melompat turun. Saat melompat turun, jika salah sedikit dalam berputar maka penari tersebut tidak akan tepat jatuhnya di tempat yang telah ditentukan,” ungkap Gus Eka yang merupakan lulusan Sarjana Sendratari Tari dan Musik IKIP.

Penari Terjatuh Saat Pembinaan Dari Kota Denpasar dan Provinsi Bali

Lebih lanjut Gus Eka bercerita kalau ada pegalaman menarik dimana saat pentas pembinaan baik dari Kota Denpasar maupun Provinsi Bali ada kejadian penari terjatuh tidak berhasil melakukan proses berdiri diatas pundak penari lainnya.

“Wah saat itu kami tidak tahu dimana lagi harus menaruh muka ini karena baik saat pembinaan Kota Denpasar maupun Provinsi Bali dihadiri oleh para seniman-seniman senior. Kami dibilang terlalu nekat untuk menampilkan adegan ini. Kami diberikan kata-kata pedas saat itu dan mereka memberi masukan kalau untuk memodifikasi lagi atau menghilangkan adegan tersebut,” imbuh Gus Eka.

Walaupun mereka mendapatkan kritikan pedas, Gus Eka dan Kevin tetap teguh pada pendirian mereka untuk tetap menggunakan adegan tersebut. “Astungkara saat pentas pengambilan video(recording), semuanya berjalan lancar sesuai yang kami inginkan,” kenang Gus Eka.

tari kekebyaran mimba intaran
Tari Kekebyaran Mimba

Tari Kekebyaran Mimba ini sudah dari tahun lalu digarap dari segi konsep tariannya dan untuk proses penuangan tariannya sendiri kurang lebih satu setengah bulan. “Kami sangat puas bisa menggojlog konsep Tari Mimba ini selama kurang lebih satu tahun. Ada perubahan-perubahan, modifikasi dan lebih banyak waktu diskusi untuk penuangan konsep tersebut ke dalam tarian,” ungkap Kevin yang merupakan Sarjana Seni Tari ISI Denpasar.

Untuk kostum di desain/digambar langsung oleh Kevin dengan masukan-masukan dari Gus Eka. “Saya mendapatkan banyak inspirasi dalam membuat desain kostum Tari Mimba ini seperti dari gelungan klasik,cili dan juga ogoh-ogoh Meme Dewa Ratu Br. Gemeh sebagai salah satu sumber inspirasi,” ungkap Kevin.

Gus Eka dan Kevin bersama penata iringan tabuh

Pembuatan kostum dipercayakan kepada Agung Rahma Putra dari Pancer Langit. Untuk tabuh pengiring dipercayakan kepada I Gede Arsana. Tata rias, tata lampu dan tata panggung/dekorasi semuanya di desain Gus Eka dan Kevin.

Gus Eka dan Kevin berharap Tari Kekebyaran Mimba ini bisa tetap rutin dipentaskan setelah pementasan di PKB. Mereka juga siap melakukan workshop-workshop bersama para penari untuk sosialisasi mengenai Tari Mimba ini.

Proses seorang penari naik ke atas pundak penari lainnya – Foto oleh Gus Eka

“Tari Mimba ini berencana akan dijadikan Tari Maskot dari Desa Adat Intaran Sanur. Kami sudah mempersiapkan pengarsipan karya terkait tari ini dan juga memodifikasi tarian ini agar bisa dibawakan juga oleh penari yang lain dengan lebih mudah,” ungkap Gus Eka.

Selain itu, mereka juga dalam proses pembuatannya berusaha mengajarkan kedisplinan kepada para penari baik disiplin waktu maupun disiplin dalam proses latihn. “Salah satunya penggunaan handphone yang kami larang untuk digunakan selama dua jam saat latihan. Kami berkeinginan agar mereka fokus dalam latihannya,” ujar Gus Eka.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lainnya di Seni Budaya

Advertisement
To Top